Dari sisi penulis, kita perlu mewaspadai perkembangan jurnal-jurnal meragukan ini, karena dari data menunjukkan penulis terbanyak berasal dari Asia pula. Terdapat dua kutub dalam hal menetapkan status jurnal apakah "aman" atau meragukan. Kutub pertama adalah pihak-pihak yang bersandar kepada daftar hitam. Untuk ini Daftar Hitam Beall (Beall's list of predatory journal) masih sangat dominan, walaupun lamannya telah non-aktif sejak Januari 2017. Laman tersebut kabarnya akan dilanjutkan oleh daftar berikutnya bernama
Predatory Journals dan
Cabell's online directory.
Kutub kedua adalah komunitas yang tidak melihat daftar hitam sebagai sesuatu yang obyektif dan etis, karena itu tidak patut untuk dilanjutkan. Kutub ini bersandar kepada daftar putih (
white list) yang telah dipublikasikan oleh beberapa lembaga, misal daftar indeks
DOAJ, maupun
Sherpa/Romeo, indeks ScienceOpen, serta direktori-direktori yang dikembangkan oleh penerbit/lembaga besar seperti
Scimago, indeks
Scopus. Cara lainnya adalah mengembangkan kriterianya, yang telah dikembangkan oleh Komunitas
ThinkCheckSubmit (telah diterjemahkan pula dalam Bahasa Indonesia). Kutub ini melihat bahwa penulis/peneliti mestinya sudah dewasa dan terampil untuk menentukan jurnal yang tepat bagi karya ilmiahnya, karena itu mereka tidak melihat esensi untuk tetap melanjutkan mengembangkan daftar hitam. Dengan berbagai kriteria tersebut diharapkan pemilihan jurnal dapat lebih obyektif untuk menghindari jebakan jurnal yang meragukan.