Science blogs: dasaptaerwin/wordpress, dasaptaerwin/net
17 Oktober 2017
Masyarakat umum dan ilmuwan bagaikan dua kutub magnet yang saling berbenturan. Satu sisi sangat pragmatis dan satu sisi yang sangat teoritis. Tapi saat ini telah ada media blog sebagai salah satu bentuk media sosial yang memungkinkan seorang ilmuwan menjelaskan karyanya di luar koridor gaya penulisan makalah ilmiah yang sangat kaku, dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Khalayak ramaipun dapat mengakses tulisan Sang Ilmuwan tanpa harus terintimidasi dengan keseriusan jurnal ilmiah. Output riset sendiri saat ini berlipat ganda setiap sembilan tahun. Sebanyak 2,5 juta makalah ilmiah diterbitkan dalam setahun. Anda dapat membayangkan 2,5 juta. Menurut anda, sebanyak apa dari ledakan ilmu pengetahuan itu yang pada akhirnya sampai kepada masyarakat, menjawab masalah riil.
Di dunia akademik, sudah lama dikenal istilah science/scholarly communication, yaitu kegiatan mengkomunikasikan, mendiseminasikan, menyebarkan sains ke masyarakat luas. Bahkan di perguruan tinggi-perguruan tinggi besar di luar negeri, urusan komunikasi sains ini ditangani dengan teliti sebagai bagian dari kehumasan. Jurnal-jurnal ilmiah saat ini juga telah meminta para penulisnya untuk membuat abstrak khusus (non-specialist abstract) untuk setiap makalah yang telah diterima dan akan terbit.
Saat ini, blog tidak melulu dalam bentuk tulisan, tetapi sudah banyak science blogger, begitu kaum penulis ini disebut, yang memperlebar pembacanya dengan membuat video log berdasarkan tulisan blog yang telah dihasilkannya. Bila anda mengunjungi Youtube, telah banyak penulis yang menambah portofolio komunikasi sainsnya.
Lantas apa yang didapatkan oleh akademia? Anda mungkin akan menanyakan itu. Banyak. Saya bisa menyebutkan lima hal yang paling mudah dan lima hal lainnya bila anda mau.
  1. Jejaring: Setiap artikel blog yang anda tulis mungkin akan menghasilkan kolaborasi dengan peneliti laUmpan balik: setiap pemikiran yang anda lontarkan akan memiliki peluang mendapatkan umpan balik dari pembaca. Pada ini akan mempertajam argumentasi anda.
  2. Sitasi: kalau anda berpikir sitasi adalah hal utama, maka cobalah membuat artikel blog pendek yang ringan untuk setiap makalah ilmiah atau kumpulan makalah ilmiah yang telah anda tulis. Cara ini mungkin akan menghasilkan beberapa sitasi baru dari pembaca.
  3. Skor kenaikan jabatan/pangkat: banyak science blogger, dapat menuliskan kembali artikel blognya yang terserak, menjadi naskah buku yang rapih. Anda pasti tahu siapa contohnya.
  4. Reputasi: kembali ke no 3, pembaca akan mengutip sebuah makalah, bila mereka yakin bahwa penulisnya dapat dipercaya. Kalau itu yang anda kejar, maka blog adalah salah satu caranya.
Jadi sebenarnya, selain sedikit waktu, anda sebagai ilmuwan tidak akan mengalami kerugian. Bagaimana caranya untuk memulai? Mudah.
  1. Setup sebuah blog yang gratis, platform Wordpress dan Medium adalah yang menurut saya patut dipertimbangkan.
  2. Untuk setiap makalah yang anda tulis, buatlah abstrak ringan yang dapat dipahami oleh orang yang tidak ahli dalam bidang anda. Muat ke dalam blog anda.
  3. Tautkan artikel tersebut dengan DOI atau tautan html makalah anda.
Kalau anda sudah ingin lebih serius lagi, maka mulailah membuat artikel blog untuk proses riset yang sedang anda lakukan. Lebih ekstrim lagi, buat artikel yang menceritakan rencana penelitian anda tahun depan. Mayoritas orang yang mengharamkan seseorang untuk membagikan proposalnya sebelum pada akhirnya lolos seleksi. Memang saat ini banyak orang kehilangan kebebasan untuk berkarya. Riset akan berdampak lebih luas bila terbuka sejak awal. Bahkan saat akan menerbitkan makalah ilmiah, ada baiknya peneliti memahami open access dan bagaimana untuk melakukannya.
Apakah membuat artikel blog akan membuat makalah anda yang akan anda kirim belakangan menjadi usang atau terjadi publikasi ganda. Jawabnya adalah tidak. Antara blog dan makalah akan saling mendukung dan penerbit-penerbit jurnal saat ini telah menerima preprint dan blog sebagai upaya pengarsipan mandiri secara daring (online self-archiving).  Beberapa penerbit telah memiliki kebijakan pengarsipan yang jelas, seperti: Oxford Academic Journal, Wiley-Blackwell, Springer-Nature, Elsevier, Sage, Taylor-Francis, dll.
Mudah? Ya. Tapi pastinya sedikit repot. Kalau anda telah mahir membuat makalah ilmiah, maka tidak akan sulit bagi anda untuk meluangkan waktu menulis artikel blog maksimal satu jam sekali seminggu.
Jadi saat anda membaca bagian akhir dari abstrak ini, jelaslah bahwa kegiatan akademik, outputnya tidak hanya makalah ilmiah yang terbit di jurnal atau prosiding seminar. Bagikan ilmu anda dalam berbagai bentuk ke masyarakat yang lebih luas. Reputasi tidak hanya akan anda dapatkan dari makalah ilmiah yang sangat serius dan sangat rumit. Bahwa tidak semuanya dapat diwujudkan transfer menjadi kredit (kum), maka mekanisme penilaian kinerja itulah yang perlu diubah.
Salam, @dasaptaerwin (science blogger)