Tinjauan pustaka dilakukan dalam tiga topik, yaitu: interaksi antara air tanah dan air sungai (atau air permukaan), kualitas air, serta kontaminasi air. Bab ini disusun berdasarkan pencarian informasi melalui basis data Scopus dan Google Scholar.

Telaah bibliometrik

Metode bibliometrik ini bertujuan untuk membuat visualisasi lanskap riset di bidang kualitas air sungai dan air tanah . Dengan teknik ini, kami dapat menggambarkan situasi riset terkait dan bagaimana karakternya, mencakup: distribusi berdasarkan tahun, penulis, afiliasi, dan lembaga, serta keterkaitan antar artikel. Di sini kami memanfaatkan basis data Scopus dan Google Scholar, didukung perangkat open source VosViewer juga digunakan untuk membangun visualisasinya \cite{Irawan2018}

Zat padat terlarut

Air adalah pelarut yang baik. Zat padat terlarut atau total dissolved solids (TDS) adalah akibatnya. Padatan yang dimaksud di sini adalah mineral, garam, logam, kation atau anion yang terlarut dalam air. Semakin banyak yang terlarut, maka semakin tinggi nilai TDS nya, biasanya diukur dalam satuan parts per million (ppm). TDS dapat berasal dari air secara alamiah atau dari zat pencemar (kontaminan). Dalam kasus air sungai, biasanya semakin ke arah hilir, nilai TDS akan makin tinggi ins_cite. Secara alamiah TDS akan berasal dari mineral-mineral yang berasal dari bebatuan atau tanah yang ada di sepanjang bantaran sungai. Di sisi lain, TDS akan meningkat bila dalam perjalanannya, air sungai menerima kontaminan akan berasal dari saluran-saluran limbah rumah tangga atau industri yang bermuara ke sungai.  
Kualitas air sungai sangat sensitif terhadap perubahan tata guna lahan. Salah satu indikatornya adalah BOD, yang akan cepat berubah bila ada pencemaran yang berkaitan dengan bahan organik, seperti perkebunan Sawit \cite{Presipitasi11012}. Hal yang sama terjadi untuk parameter TSS dan TDS \cite{Liu2017,Putra2014}.

Suhu air dan suhu udara

Suhu air sungai akan sangat berhubungan dengan suhu udara. Hal yang berlainan dapat terjadi untuk kasus air tanah. Suhu air tanah dalam atau sangat dalam yang mengalir dalam akuifer tertekan dapat saja tidak berhubungan dengan suhu udara. Dalam riset ini hipotesis kami adalah bila suhu air sungai memiliki tren yang mengikuti suhu udara, maka dapat diinterpretasikan bahwa air tanah yang mengalir ke sungai berasal dari akuifer tak tertekan .